Senin, 26 Maret 2012

PILAR - PILAR SOROT MATA PENUH KERINDUAN

Gelak tawa mengiring tangis jiwa 
Gerimis hati tak jua sirna gerainya membahana
Membanjir tergenang dalam kubangan nestapa
Timbul , tenggelam terapung dalam lautan dusta 
Telah kau hinggapi kuntum bunga laen...
Berkobar hasrat di jiwa bukan tuk mencintaimu lagi
Namun berharap seribu kaki tuk dapat tinggalkan hati yang penuh ranjau duri....

Akhir pekan itu aku bertemu dengannya,kembali badai itu datang menghantam hatiku,tapi kini merebak dan menusuk kalbu"kenang Mariska malam ini diantara gerimis yang tak henti menemaninya dalam kesendirian sepinya"Fahri kenapa meski kau hadir kembali menemuiku, dan mengapa sang waktu kembali berputar mempertemukan kita atas kehendakNYA walau itu sangat kuharapkan karna rasa rinduku , namun tidak untuk perpisahaan kita, pendaman rasa sakit kita karna kita tak bisa saling menyentuh,tak bisa saling membelai, dan merasakan hangatnya kasih kita dalam damai pelukan kita .
pilar2 tajam sorot mata itu menatapku lekat, ucapan ingkar itu tajam menusuk telinga namun sorot mata itu dg tatapannya tak mungkin menyimpan dusta bahwa kau Fahri merindukanku,aku tau itu"bisik Mariska ,kau telah hinggap di kuntum bunga lain Fahri , kau telah memutus cinta dan kasih kita, namun kenapa kau teteskan air matamu di depanku dengan keluh kesahmu , gundah dan laramu padaku, seperti dulu kala kau kenakan baju itu sama seperti pekan lalu kau pun menitikkan air mata di depanku dengan baju  yang bergaris-garis itu
Fahri taukah engkau betapa ku sangat merindukanmu,ingin sentuhanmu kembali ada, ingin genggaman tanganmu kembali menguatkanku akan badai dan duri yang meranjau dihati , ingin kusandarkan kepalaku di bahu dan pangkuanmu kembali hingga kurasakan damai dan nyaman seperti kala kita bersama ,ingin kurasakan hangat peluk dan ciummu dalam kasihmu padaku kala pekan itu Fahri,,kenapa kau senandungkan melody merdu untukku lagi, kenapa kau gelakkan tawa dan senyummu lagi diatas pilar- pilar sorot mata tajammu ,aku tak sanggup Fahri jangan kau tatap aku dengan sorot mata tajammu, aku tak bisa Fahri begitu lekat ingatanku tentang kebersamaan kita berdua karna kisah itu terlalu indah Fahri.Biarkan ku sendiri pergilah , terbanglah dan hinggaplah pada kuntum bunga yang kau pilih , aku iklash menerimanya, walau kau pernah hinggap pada mawar putihku , terbang dan berputar dan menikmati harum aroma mawar putihku, jangan pernah khawatir mawar itu akan selalu harum ber aroma dan akan tetap selalu segar dengan durinya yang tajam .Pergilah Fahri ..... pergilah dan pejamkan matamu , berpalinglah menatapku Fahri simpanlah pilar- pilar sorot matamu untuk bunga barumu....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar