Gerimis hati tak jua sirna gerainya membahana
Membanjir tergenang dalam kubangan nestapa
Timbul , tenggelam terapung dalam lautan dusta
Telah kau hinggapi kuntum bunga laen...
Berkobar hasrat di jiwa bukan tuk mencintaimu lagi
Namun berharap seribu kaki tuk dapat tinggalkan hati yang penuh ranjau duri....
Akhir pekan itu aku bertemu dengannya,kembali badai itu datang menghantam hatiku,tapi kini merebak dan menusuk kalbu"kenang Mariska malam ini diantara gerimis yang tak henti menemaninya dalam kesendirian sepinya"Fahri kenapa meski kau hadir kembali menemuiku, dan mengapa sang waktu kembali berputar mempertemukan kita atas kehendakNYA walau itu sangat kuharapkan karna rasa rinduku , namun tidak untuk perpisahaan kita, pendaman rasa sakit kita karna kita tak bisa saling menyentuh,tak bisa saling membelai, dan merasakan hangatnya kasih kita dalam damai pelukan kita .
pilar2 tajam sorot mata itu menatapku lekat, ucapan ingkar itu tajam menusuk telinga namun sorot mata itu dg tatapannya tak mungkin menyimpan dusta bahwa kau Fahri merindukanku,aku tau itu"bisik Mariska ,kau telah hinggap di kuntum bunga lain Fahri , kau telah memutus cinta dan kasih kita, namun kenapa kau teteskan air matamu di depanku dengan keluh kesahmu , gundah dan laramu padaku, seperti dulu kala kau kenakan baju itu sama seperti pekan lalu kau pun menitikkan air mata di depanku dengan baju yang bergaris-garis itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar